Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

ARWAHKU KEPO

SEBUAH CERPEN KARYA: PUTRI AZHARI (26), XI MIA 4. BERJUDUL : ARWAHKU KEPO Ku tatap sebuah gundukan tanah kuburan yang masih basah. Murka benar aku menatapnya. Rasanya tak sudi membiarkan tubuh yang telah ku rawat setiap hari, ku bawa ke salon tiap 2 kali seminggu dan ku manjakan dengan produk-produk ternama lalu begitu saja tergeletak lemah di dalamnya. Aku masih tak menerima kenyataan harus mati muda seperti ini, apalagi kedua orang tua ku. Sebagai anak tunggal serta penerus tunggal kekayaan keluarga Subandi Ayahku, tentunya ayah dan ibuku merasa sangat-sangat kehilangan anak tunggalnya ini. "Ririn..bangun nak...bangun...Ririn jangan meninggalkan Mama sendiri, Ririn harus bangun", suara parau ibuku terus saja menjadi backsound pengiring pemakamanku. Begitu juga dengan puluhan pelayat lainnya, mereka yang merasa kehilangan akupun ikut mengolaborasikan tangisan mereka bersama dengan tangisan ibuku. Zeya dan Ika, kedua sahabatku itu tidak luput juga berpartisip

Ralat

Dia adalah jiwa yang gagal, Dia adalah manusia yang selalu mempertimbangkan berbagai hal hingga tak satu halpun ia kerjakan, Dia adalah jiwa kosong penuh beban, Dia adalah sosok tanpa bayangan kesuksesan dan Dia adalah Aku. Manusia dengan sepasang mata dengan pemikiran yang selalu dipenuhi dengan khayalan. Tubuh yang membonceng di sebuah sepeda motor yang dikendarai oleh kakak seolah terbelah. Terciptalah makhluk yang selalu mengikuti hari-harinya. Dengan hadirnya kedua makhluk itu maka setiap paginya dunia menyumpah serapahi mereka untuk selalu memperebutkan hal yang sama, bertikai lalu salah satu diantara mereka menang dan yang satunya kalah. Meski begitu, mereka akan tetap kembali untuk melanjutkan pertikaian itu, untuk mendapat pengakuan siapa yang berhak berkuasa pada saat itu. Aku tak akan menceritakan tentang siapa, karna ini memang hanya sebuah kisah tentang Aku. "Kenapa harus sepagi ini ? Kenapa tidak sehari saja aku beralasan sakit agar pelajaran terkutuk itu tak ku jum

Ini cerpen Judulnya apa ?

"Kenapa harus sepagi ini ? Kenapa tidak sehari saja aku beralasan sakit agar pelajaran terkutuk itu tak ku jumpai hari ini. Aku malas, aku malas sekolah hari ini", keluhnya di hadapan kami berdua. "Gila!! Kau gila Az!!, tak hanya hari ini saja kau sumpai dirimu menjadi malas. Setiap hari, setiap pagi, siang, sore dan sepulangnya dari sekolah hanya itu saja yang kau keluhkan", bantah yang lainnya. "Kenapa ??, lalu kau pikir ini salah ku ?, kau sendiri yang salah karna tak pernah hadir di saat aku membutuhkanmu ?, kemana kau sekarang ?, hilang atau lari kemana?. Dasar!! Kau penghianat Har!!" "Aku ??, bukannya selama ini kau yang menyuruhku enyah ?, kau terlalu sibuk dengan tingkah mu. Bermalas-malas di atas kasur empuk, kau sumpali telingamu dengan nyanyian-nyanyian yang selalu kau jadikan alasan bahwa itulah penyemangatmu belajar, kau biarkan jari-jemarimu berdansa lihai di atas tablet mu itu atau mungkin sejenak mengintip akun-akun dunia maya mu.