Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2015

cintapuccino: lambatlaun, pahit kopi mu akan terasa

Ada kah esok bila terpanggil nama mu masih ku rasakan getar yang tak terjemahkan(?). Aku menunggu mu dan ini untuk kali kesekian. Mulai musim di mana daun jatuh berguguran diterpa hujan hingga tiba musim debu berhamburan datang. Aku menunggu mu, datang, pulang atau apalah itu, yang jelas, aku di sini "ada" untuk kamu yang ku harapkan juga "ada". Kembali mengingat mu, kembali seolah sepi menyapa lagi. Bisa apa aku(?) jika nanti pundak gagah mu itu telah disandar oleh yang lain. Bisa apa aku(?) Jika nanti bukan lagi aku yang kamu rindu. Dan tak adilnya, kamu masih bisa datang kapan pun, melakukan apa pun dan sambutan ku pun masih sama seperti dulu, seperti saat seolah tak ada luka yang pernah digores keji oleh diri mu. Aku baik-baik saja lalu tersenyum kecut. Mungkin begitu cara sederhana ku berbohong kepada mu kelak. Lalu dengan bodohnya kamu kembali bersikap manis kepada ku. Jauh dari itu, lebih bodohnya lagi dengan senang hati aku menerima manisnya sikap mu. Seo

Tapi tidak untuk sekarang

Aku akan kembali, tapi tidak untuk sekarang. Mungkin nanti, nanti hingga luka ku tak lagi terlihat membekas. Hingga aku bisa bilang pada mu "aku baik-baik saja" tanpa terbata-bata. Aku akan kembali, tapi tidak untuk saat ini. Mungkin besok, besok di saat senyum ku kembali mengembang. Hingga tersirat di wajah sendu ku rasa senang yang kembali datang. Karna mu, aku begini. Karna mu aku seperti ini. Dan hingga suatu saat nanti aku akan terbiasa tak bisa tidak tanpa mu. Namun, patah hati itu pasti akan datang. Aku tahu itu, kamu tahu itu dan semuanya pun tahu, apa yang sedang terjadi sekarang ini hanyalah cara kita menunda patah hati. Kelak kita akan menjadi hati yang tak lagi utuh. Kelak, separuh dari ku akan dibawa kamu pergi, pergi menyisakan bayangan mu saja, pergi menyisakan bekas jejak mu saja, pergi menyisakan kenangan. Kenangan antara aku, kamu dan mereka yang tau kisah awal kita hingga kamu melambaikan tangan tanda kamu akan pergi mengucap selamat tinggal. Dan itulah