Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2015

Hujan di bawah senja

Sore ini, ketika aku menengadah kepada langit yang megah. Diantara mega-mega surya menjelang senja, aku menemukanmu. Di antara hujan rintik dengan tingkahmu yang menggelitik. Di ambang gerbang yang sedari tadi terbuka lebar. Dengan teman mu, kamu bermain sesukamu. Akulah sang penonton kala itu, yang hanya bisa diam menyaksikan pertunjukan mu yang ku sebut mengagumkan. Lucu kadang datang, kadang pun aku ikut tertawa bersama alasan yang entah bagaimana. Indah serasa tersirat dalam setiap apa yang kamu perbuat. Hujan hanya menyisakan tetesan gerimis. Maka, aku pulang memenuhi waktu yang mulai menipis. Meninggalkan kamu yang tak menggubris.

teruntuk sang perindu

Seperti yang kamu harapkan, aku telah menjadi hujan yang membawa mu pada kerinduan. Telah jatuh tetes demi tetes yang ribuan banyaknya turun menimpa bumi. Seperti nama ku, yang kamu rindukan entah kelak, entah kapan. Yang seolah menjadi pusaka penanda kamu pernah suka. Merasuki mu dalam debar yang tak mampu kamu terjemahkan. Membawa mu kepada rindu ketika kamu dan aku saling bertemu. Aku tahu senja tak selamanya menyapa, tak selamanya bertahan hingga malam menyerang. Bila kamu rasa kesepian maka panggil nama ku sebagai pelepas rindu. Namun, bila sedikitpun dari bagian hatimu telah mengenyahkan nama ku, maka, ku pastikan pada suatu kapan nanti namaku menjadi satu-satu yang kamu rindu, menjadi yang penuh mengisi hati mu hingga kamu mengeluh. Mengeluh jika kamu menyesal atas tindakan fatal yang tak mampu kamu kendalikan. Ini bukan buku, bukan juga kisah berepisode yang bisa kamu cipta sesuka mu. Ini aku dan kamu yang bagaimana pun tertakdir oleh alur alam yang mengalir. Tak bisa apa-apa

Mr. Shef with a cup love

Hi shef :) selamat malam..... ^^ Hari ini aku ingin banyak cerita tentang kamu. Cerita sebanyak-banyak mungkin samapai cafe mu tutup dan hanya menyisakan bangku-bangku dan meja kosong nan kotor. Ini kamu, kamu empat tahun yang lalu. Dengan sepasang mata berlapis kaca, kurus, rambut tak terurus serta seragam putih abu-abu yang terlihat masih mulus. Hebat bukan ?? Empat tahun lamanya dan meski hanya sekian detik aku mengamatimu namun kini samar aku masih mengingat mu serta mengingat suaramu yang dulu pernah ku dengar. Masih sama namun sedikit berbeda. Kamu yang sekarang terlihat lebih girang, melihat pengunjung cafe mu yang terselamatkan dari lapar. Kamu terlihat tak lagi kurusan, justru badan atlentis melekat di setiap tangan hingga betis. Aku suka, entah bagai mana, ya...aku suka saja. Caraku memesan, caraku bertingkah, caraku berjalan adalah hal yang selalu aku persiapkan sebaik mungkin ketika aku lagi, lagi dan lagi datang mengunjungi cafe mu. Satu pesan yang ku harap dapat kamu t

~April~

Untuk kamu dan april ke dua puluh satu mu. Selamat dan maaf, mungkin, hanya itu yang mampu ku ucap. Memang bukan yang pertama, bahkan ucapku adalah kalimat terakhir dari april mu yang sempat ku lupa. Sungguh, bukan maksudku melupa atau sengaja, karna aku memang benar-benar lupa tanpa rekayasa. Bukan sekedar ingat yang sengaja ku samar dalam pekat. Kamu menunggu ku ?!?, menanti ucap selamat ku ?!?. Mungkin tidak dan ku tahu memang benar tidak. Karena waktu yang terulur ini, bukan seperti senja yang selalu kamu tunggu di balik diam mu yang maha bisu. Maka, tolong terimalah ini dari aku, sebagai tanda peduli yang masih meski tanpa terima kasih. :) Dari aku, si pelupa.

Melebur Beda [our version] part 1

Hahaha :D lucu ya, rasanya.... Semua kisah kita ini seperti adegan film yang telah diputar ribuan kali atau mungkin seperti kumpulan dongeng moderen dengan pemain, alur, dan narasi yang agak sedikit berbeda, namun tetap sama. Sama-sama bercerita tentang dua insan Tuhan dengan keyakinan yang berbeda. Tapi dunia harus tahu jika apa yang kita jalani ini benar-benar apa yang telah terjadi dengan kita. Dengan aku, kamu dan dua keyakinan yang masing-masing telah melekat pada diri kita. Lucu memang jika kebanyakan orang menyebut ini sebagai kebeteluan, sebagai cerita basi yang telah menjamur di dunia nyata. Biar lah, lagi pula mereka tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan kisah kita berdua. Ketika kita dikisahkan dengan setting area kompleks asrama milik suatu yayasan muslim yang berdampingan dengan suatu yayasan katolik. Hanya terpisah satu hektar sawah yang membentang di belakang asrama kita. Pada tahun itu, kakak ku hamil di luar nikah. Entahlah, iblis apa yang merasukin

Our stories of our school :)

Masihkah kau ingat Jo ?? Ketika pertama kalinya kau tawariku payung saat desember tahun lalu. Rasanya.... Baru kemarin semua itu terjadi. Cepat ya Jo semua itu berlalu, kini, tak lebih dari 2 minggu semua itu hanya akan tersisa sebagai cerita lama. Akan ada rindu yang tumbuh Jo nantinya. Derasnya hujan desember masih membekas embun kenangan dalam ingatan. Kini, di ruangan yang telah kita tempati hampir tiga tahun ini akan kita kenang sebagai kelas terhebat sepanjang masa. Indah sekali memang, ketika kita berdua masih terlalu malu untuk melebur dalam keakraban dan hingga akhirnya berkat Dayu, teman super crewet kita, kini kita berdua bisa melebur bersama dalam keakraban yang begitu hangat ini. Aku menyukaimu Jo! Menyukaimu sebagai sahabat, sebagai teman sejati, sebagaia seseorang yang akau kenal dengan begitu akrabnya. Aku kagum dengan segala tingkahmu. Mulai dari tingkah konyolmu setiap hari saat di kelas sampai tingkah cengengmu saat Ibumu menghembuskan nafas untuk yang terakhir kal

Perfect two

Kita adalah dua yang sempurna. Terjelma sebagai sepasang yang dipenuhi sayang. Aku kamu menjadi hanya kita sekarang. Berdua saja, duduk di sini menikmati hari. Tak lagi sepi, tak lagi ada keluh rasa sendiri. Selalu ada percaya dalam hati yang kini tercipta sempurna, jika kita adalah sepasang yang saling menenangkan. Adalah sepasang yang saling melengkapi dalam suramnya hari yang mulai dibubuhi mimpi. Berjalanku di sisi kirimu hingga menyisakan rindu dikala tak bertemu. Temaniku hingga terlarut hariku. Mulai lelap dalam dekap kamar yang tak lagi pengap. Aku percaya, ada satu keajaiban yang benar-benar nyata. Dirimu, kejaiban terhebat yang terjadi dalam hidupku. Susah untuk ku goreskan kata per kata mendiskripsikan kesempurnaanmu. Terlalu sempurna bagiku jika hanya tergores semata di dalam lembaran kertas buku. Aku adalah dirimu, dua jelmaan dalam satu rasa yang semakin mendalam. Dirimu adalah aku, dua perbedaan yang melebur dalam satu kesempurnaan. Adalah kita, dua insan dalam satu ki