Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2016

Kamu Hebat, Kamu Penghebat (:

Untuk seseorang yang sekarang jauh. Bukan karena jarak, tapi rasa. Mari, berteduh di atap bulan juli dengan rintik hujannya setiap senja. Mari, duduk, diam dan mengenang. Mari, mengabadikan kita yang dulu dengan tinta hitam diatas lembar putih yang ada. Hanya tersisa kenangan memang, tapi mari, mengabadi bersama. :) Juli 2016 Terhitung sekian belas bulan setelah kita saling mengenal. Kabar baiknya, sekarang aku resmi diterima di salah satu universitas swasta. Kabar buruknya, aku tidak bisa lagi mengabari kabar baik ini untuk mu. Entah, aku bisa saja mengabari mu hal ini, tapi tidak aku iya-kan. Sadar jika aku kini sudah tak lagi berhak atas kamu, maka aku memilih diam. Dengar!, aku tidak sedang merintih memintamu kembali atau hal lainnya yang sekiranya mengajak aku dan kamu kembali terkondisikan seperti dulu. Sama sekali tidak. Aku hanya sedang ingin mengabadikan kita dan hal-hal menyenangkan lainnya yang tanpa kamu sadari telah menjadi energi tersendiri untuk ku. Aku kuliah tahun

SESAL

Gue bukanlah orang yang pandai menulis panjang lebar. Bahkan gue yakin, bakat jadi penulis dalam diri gue itu nggak ada sama sekali. Tapi untuk kali ini, demi seseorang yang tiba-tiba terbesit bayangannya dalam ingatan gue, gue nulis ini. Untuk dia, keindahan yang gue lewatkan. Satu tahun berlalu setelah akhirnya gue memutuskan memilih perempuan lain untuk jadi kekasih gue. Itu artinya, satu tahun pula gue telah melewatkan seseorang yang sejauh ini ternyata pernah berarti dalam hari-hari gue. Adinda, entah gue harus mencari dia kemana sekarang. Sejak dia tau jika gue punya kekasih, dia nggak pernah lagi gue dengar kabarnya. Pernah beberapa kali gue menghubungi semua kontaknya, tapi nihil. Nggak ada satupun pesan gue yang dia balas. Sekalipun dia balas, gue merasa aneh. Gue merasa dia bukan lagi dia yang gue kenal dulu dan gue tau apa penyebabnya. Ya, karna sekarang status gue telah menjadi kekasih orang. Mungkin ini cara dia menghargai status gue. Untuk Dinda.... kamu benar, aku bod

PARADE TAKBIR: Selamat Lebaran; Kenangan;)

Selamat malam... Di sini ramai, jalanan ramai, sudut-sudut kampung ramai, tempat peribadatan ramai; ada parade hari raya malam ini. Di tempat mu apa kabar¿ Kamu, aku rindu kamu. Wahai.... Mari sejenak mengingat-ingat tentang kita di tahun lalu. Momen ini, ah. Rasanya baru kemarin kita melewatinya bersama. Aku masih ingat ketika aku susah menghubungi mu karena sinyal operator yang memburuk tiap kali lebaran tiba. Dan saat itu aku hanya bisa melakukan hal sama seperti malam ini, ya, hanya bisa menulis tentang betapa rindunya aku pada mu saat itu. Saat kita saling tanpa kabar karena sinyal. Wahai..... Jalanan ramai malam ini, semakin ramai. Sedang, aku memilih menyepi. Menikmati kesendirian dengan secangkir kopi serta sedikit taburan kenangan manis aku dan kamu dulu. Lucu ya, betapa aku masih bisa merindukan mu di saat yang meriah layaknya malam ini. Betapa aku masih sempat-sempatnya menyempatkan diri memikirkan mu di saat jalanan riuh dengan kumandang takbir dan pedar-pedar obor. A

Kepada Tuan Buta

Kamu membaca tapi serupa buta. Aku tau tulisan ku tak pernah sia-sia. Aku tau kamu telah fasih membaca kata per kata. Aku tau itu, dan aku tau kamu masih sering diam-diam mengunjungi gudang aksara ku; blog ini. Tak perlu banyak mengelak karna akan percuma nantinya. Aku tau, masih ada sisa aku di pikiran mu, masih ada sisa aku di hati mu, masih ada sisa aku yang tak akan benar-benar rela kamu beresi; kamu masih rindu aku atau penasaran?, aku tau. Blog ku pun masih sama; masih tentang kamu. Entah, selalu menjadi favorit saja ketika membahas tentang kamu. Rasanya, blog ini masih pantas di-primadona-i oleh kamu. Hebat bukan¿ Masih sempat-sempatnya aku meluangkan waktu untuk memuja-muji mu hingga detik ini¿. Perkara hati, aku memang hebat. Kamu suka?, aku pun menikmatinya. Indah mu masih serupa semilir angin segar setiap kali aku menuliskan mu. Aku masih bisa mendiskripsikan setiap momen yang pernah berlalu antara aku dan kamu dengan detil. Ternyata, sakitnya melupakan berdampak parah j