Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2014

surat buat Kaka

buat Kaka, Hi Kaka! Tak akan ku pertanyakan apa kabarmu hari ini, itu karena aku telah mengetahuinya sejak pagi tadi bahkan hingga siang ini. Justru sekarang yang aku pertanyakan adalah kapan kamu mempertanyakan kabarku ?. Hi Kaka! Apa kamu masih ingat ketika pertama kali kita dipertemukan dalam satu ruangan yang sama, tidak ya ?!, oh… aku juga tidak mengingatnya, aku lupa. Tapi hanya ada sebagian yang masih aku ingat saat itu. Kamu tau apa ?, ya, saat itu adalah saat dimana kita masih sama-sama mengikuti suatu kegiatan yang sangat menyebalkan dalam hidup. MOS, ya, saat itulah pertama kali kita bertatapan mata. Aku masih mengingat jelas bagaimana salah tingkahnya aku ketika pertama kali berdekatan dengan kamu. Duduk berbaris horizontal sejajar dengan tempat dudukmu. Hi Kaka! Apakah kau tau ?, dulu…dulu sejak saat itu dan ketika kita kembali dipertemukan dalam satu ruangan yang sama, aku mulai menemukan hal asing dalam perasaanku. Ada sesuatu yang mengusik di sana. Apa ?

Sebelum hujan november

Dia adalah yang datang, tak bersebab, tak beralasan. Namun...jika kau ingat, dia adalah yang juga pergih tak beralasan. Lalu...dia yang datang itu berkali-kali mengetuk pintu namun.... tak seorangpun bahkan orang yang dinantipun membukakannya. Buakan, bukan karna tak menginginkan kehadirannya, hanya saja tak menyadari akan kehadirannya. Baiklah, jika memang alam membingkis alur agar si pendatang itu disadari telah datang. Jika sebelumnya sipendatang itu telah terlebih dahulu diperijinkan masuk oleh sang penghuni. Namun ada satu hal ganjil. Ya, dia tak benar-benar memasuki ke dalam apa yang telah ia ketuk. Sekalipun dia peruntukkan duduk tapi dia masih menanti kehadiran sang penghuni untuk menjamunya, menemani gurauan tawanya, membicarakan hal yang bukan mereka karna alasan tak ingin berakhir. Lalu.... Mendung merayu, membujuknya untuk kembali pulang ke tempat asalnya. Lalu dia pergih. Ya... Dia pergih sebelum dijamu, dia pergih sebelum apa yang ditujunya tertuju, dia pergih sete

Sebuah Bagaimana dan Apa

Ada sebuah tanya menyapa Ada sebuah jawaban yang dinanti Apa lalu bagaimana Bagaimana seseorang yang tak bisa menulis kalimat merangkai kata lalu, tiba-tiba dia datang membawa sebuah tulisan cinta pertamanya. Bagaimana seseorang yang dulu, dulu....sekali. Begitu pandainya menyanjung dunia lewat tulisan mesranya. Merayu bidadaripun dia bisa. Namun....tiba-tiba, kata-kata pilu ia rangkai menjadi kalimat duka atas hatinya, ya. Duka ditinggal cinta. Kembali lagi tanya menyapa, menyusun ulang argumentasinya, menyusun ulang hipotesisnya, menyusun ulang opininya... Ya, sebuah tanya terlalu bodoh menemukan jawaban. Karna, jawabanlah yang berhak memberi jawabannya. Namun...biyarlah..., biyar tanya merangkai sendiri apa jawabannya. Waktu itu... Udara masih segar, sesegar mawar yang merekah di bulan september. Rerumputan bergoyang bertanda senang, ya, mereka senang menyambut hujan yang akan datang, hujan yang mereka nantikan. Ada tanya kembali datang. Kau tau apa ?! Tulisan adalah hal bi
Bagaimana bisa aku harus tertawa riang merasa tiada beban sedangkan disudut sana, ya. Yepat disudut sana, dibelakang segala tawa ini ada rindu yang mengadu tak tau kemana ia harus pergih untuk berlalu. Dia tetap disana, mempertahankan keberadaannya yang justru memimpin rapuh tangisanku.

Paket Rindu, siapa pengirimnya ??

Ada... Bolehkah jika rindu ini batal dikirimkan hari ini ?, mungkin bukan hari ini saja, mungkin untuk beberapa waktu yang lama nanti karena aku khawatir rindu yang terkirim ini tak menemukan hal apa yang bisa meneduhkannya. Namun sialnya sang pengirim paket rindu terlalu patuh dengan seruan atasannya yang adalah dirinya sendiri, hingga ia tak bisa mengulur waktu atau bahkan menolak untuk tidak mengantarkan paket rindu hari ini. Akupun juga kecewa dengan aku karena begitu senang hatinya aku menerima paket rindu ini. Jujur...ingin sekali paket rindu ini ku tolak mentah-mentah namun malam ini...malam sesepi ini. Dimana kebanyakan dari yang lainnya mendapat kelegaan hati karena tak pernah mendapat kiriman paket rindu, sedangkan aku ?!?! Ah...sudahlah...aku memang yang berlebihan. Jika saja konspirasi yang telah tercipta ini tak ada. Atau mungkin lebih tepatnya maksudku tidak diada-adakan. Pastilah malam ini paket rindu ini bukan beralamatkan di sini. Namun sial!! Dengan jelasnya aku tela

Kesan

Kadang...... Rindu itu berbauran bersama waktu yang berlalu, bersama kesan yang tersimpan. Rapat...rapaaatt....sekali, hingga tak seorangpun boleh tau tentang itu. Menitih detik demi detik.... Menunggu satu waktu yang nantinya akan aku kisahkan bangga karena terkesan. Yang kan ku iringi dengan kalimat "aku cepat tumbuh, aku sudah gede ternyata..." bangga sekali aku menyatakan kalimat itu. Tolong datang, meski hanya sekedar memberi beberapa coretan untuk sebuah kisah bersejarah ini. Tolong datang, setidaknya datang sebagai pembuktian bahwa semua ini nyata dan aku bukanlah sebagai korban atas apa yang sebenarnya tak ada lalu diada-adakan. Listen to me.... Read my story please...... Kau adalah yang juga tau bagaimana aku bercerita, menceritakan apa yang aku suka. Kau tau ? Itu pasti karena aku. Yap! Aku selalu menyengajakan diri untuk memberitau ketidakpentingan ini. Jika kelak ini hanya semata-mata bualan tak ada guna. Buanglah segera.... Jangan biarkan aku memungutiny

Aku ga tau harus gimana ?!?

Aku ga tau harus gimana. Kadang hambar itu muncul Kadang rindu itu hadir... Aku ga tau harus gimana Kalau aku rindu dengan moment yang selalu aku katakan berkesan itu Aku ga tau harus gimana Kalau aku benar-benar ingin melihat bintang merah itu muncul tapi hal untuk itupun hanya tersedia tanda berupa huruf "v" Aku ga tau harus gimana Untuk memulai semua awalan yang nantinya akan ada lanjutan meski harus berakhiran karena alasan waktu Atau.... Mungikin karena lelah menderu meminta ditidurkan Aku ga tau harus gimana Untuk mempertanggungjawabkan apa yang ada ini, apa yang telah diadakan ini Aku ga tau harus gimana Ketika apa yang ku mau tak selamanya aku dapatkan dan tak selamanya bisa diberikan Aku ga tau harus gimana Kalau semisal ini hanya permainan semu yang sebenarnya tak berawalan dan tak berakhiran Aku ga tau harus gimana Kalau rindu mempertanyakan kemana dia harus berlabuh Aku ga tau harus gimana Kalau aku ga tau tindakan apa yang harus aku lakukan da

Endah&Resa~waiting

I start to write a love letter, when I first met you there But I still keep it on my secret place I’m not the only one who adores you anyway But someday you will know that I am here I’m just waiting for a moment to tell you I’m waiting, and I’ll make you all mine I’m just waiting, waiting, waiting… I don’t care what people say about who you are and what you do And all I see is that perfect lies in you I believe that the time will come and we will be together Oh I am so in love with you, and I’m falling, I’m falling for you

Si Pemandang Punggung

Rindu bertaburan meminta pertanggungjawaban atas siapa ia dihadirkan atas alasan apa ia didatangkan Resah mengunduh gelisah Dituduh pasrah namun kenyataannya lelah Lelah menanti meniti hati Perih terukir luka Dirundung derita karena suka Ditipu dunia dicerca yang nyata Dia... Hanya sebatas punggung yang tercinta Sebatas senyum kagum dalam diam Tak ada perlu tau ini siapa karna ini memang bukan apa-apa. Diapun..tak perlu tau Diamnya adalah bahagia Berjumpa dengan dia nya adalah luar biasa Diamnya adalah tanda ketidakberadaan Diamnya adalah bungkam yang tak terselesaikan Diamnya adalah kagum yang agung yang ada tanpa perlu diadakan Diamnya adalah pengakuan abadi Bahwa apa yanga ada hanya dapat dikubur mati Bahwa apa yang dirasa hanya dapat terpendam dalam tanpa balasan tanpa pengakuan ~secret admirer~

Kisah abu-abu putih kali ini

Untuk kisah abu-abu putih kali ini ada suka disambut duka, ada bahagia disambut lara. Begitu juga remaja, fase terkritis saat menyambut dilema. Kali ini tak akan ku bicarakan tentang sisi kamu saja. Aku akan bicara tentang kita dan mereka. Kau masih ingat, rintik hujan yang tak kunjung jatuh di awal bulan september itu ?, Lalu, apa kau juga ingat, berapa lama kita saling tau namun pura-pura tak tau bahkan bukan itu saja, tetapi kita juga belum benar-benar saling mengenal. Kadang ada dua hal yang selalu aku rindukan. Aku rindu ketika kita berjumpa setelah kita saling mengenal. Namun...terkadang akupun juga rindu ketika kita berjumpa pada saat kita belum saling mengenal. Kau tau ?, ada tenang bersambutan disana, disaat itu. Aku percaya, hadir mu adalah konspirasi semesta. Maka, kamu adalah yang mengkoordinasinya. Kamu adalah cara Tuhan mengukir kisah. Kamu adalah kamu yang hadir karena alasan. Dan Aku ?, aku adalah penyebab hadirnya alasan itu. Entah benar entah salah, namun percayaku

BAIKLAH

lekat ku pandang.... diamku terpesona.. apa? baru saja ku kenali ini rasa yang bahka belasan tahun lamaya baru ku sadari memang benar adanya salam kenal masa putih abu-abu jabati senyuman membawa kesan baiklah...